Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-muridNya untuk pergi ke Yerusalem dan menunggu di sana sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dengan kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus, Yesus berjanji akan melengkapi murid-murud-Nya untuk menjadi saksi-saksi, bukan hanya di Yerusalem tapi juga ke ujung-ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:1-11). Janji itu digenapi oleh Kristus dan perintah itu ditaati dan dilaksanakan oleh para murid-muridNya.
Istilah gereja berasal dari bahasa Portugis yaitu igreya, yang berarti kawanan domba yang dikumpulkan oleh gembala. Kata igreya merupakan bentuk terjemahan dari bahasa Yunani yaitu kyriake(sebutan bagi orang-orang yang menjadi milik Tuhan). Maksudnya adalah mereka yang benar-benar percaya dalam iman kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Amanat agung yang diberikan Kristus sebelum naik ke surga (Matius 28:19-20) dengan setia dijalankan oleh para murid-murid Kristus. Sebagai hasilnya lahirlah gereja-gereja baru, baik di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan juga di berbagai tempat di seluruh belahan bumi.
Seorang teolog Indonesia, Harun Hadiwijono, menjelaskan bahwa istilah kyriake baru dipakai setelah zaman para rasul untuk memaknai gereja dalam arti lembaga yang dekat dengan berbagai macam peraturan. Dalam perjanjian baru, persekutuan orang-orang beriman menggunakan istilah ekklesia. Istilah ekklesia sendiri dapat kita artikan sebagai sebuah perkumpulan yang dihadiri oleh orang-orang yang dipanggil untuk berkumpul bersama.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gereja adalah suatu persekutuan orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus dalam karya bakti Roh Kudus. Di dalam gereja tidak ada lagi pemisahan berdasarkan derajat seseorang, tidak ada lagi perbedaan ras atau pun suku, tidak ada lagi yang namanya diskriminasi gender, sebab semua yang telah menjadi bagian dari gereja yang dibaptis dalam nama Kristus, dengan sendirinya mengakui Kristus adalah kepala gereja dan di dalam Dia, semua manusia sama, tidak ada perbedaan (Galatia 3:27-28).
Perjanjian Baru menggunakan istilah gereja dengan bermacam-macam gambaran, antara lain:
a. Bangunan Allah (I Kor. 3:9; 17:2; Ef.2:20-22; I Tim. 3:15) yang dipakai untuk menggambarkan keberadaan gereja, sebab Kristus sendiri merupakan batu penjuru dari bangunan ini (Mat. 16:18; I Kor. 3:11; I Ptr 2:6-7).
b. Tubuh Kristus (Ef. 1:22-23). Gambaran gereja sebagai tubuh Kristus yang ditekankan adalah kesatuan. Satu hal yang nampak jelas dari tubuh yaitu kesatuan.
Berbagai perbedaan yang menyatu ini juga sering digambarkan oleh
Paulus dengan ungkapan banyak anggota tetapi satu tubuh, namun semua anggota
mempunyai tugas yang sama (Roma 12:4). Oleh karenanya dalam gereja terdapat
berbagai karunia yang berbeda-beda, dan semua diperhambakan dalam satu
kesatuan.
Demikianlah, gereja tidak bisa dipahami hanya terbatas pada bangunan, tetapi gereja terdiri dari manusia dan umat kepunyaan Allah dalam Yesus Kristus.
Demikianlah, gereja tidak bisa dipahami hanya terbatas pada bangunan, tetapi gereja terdiri dari manusia dan umat kepunyaan Allah dalam Yesus Kristus.
0 Response to " Pengertian Gereja dan Latar Belakangnya"
Post a Comment